Selasa, 23 November 2010

Gambar 3D Kawasan Lokasi Terpilih

Berdasarkan hasil rapat penentuan kawasan terpilih pada tanggal 12 November 2010, maka telah disepakati secara bersama bahwa Pusat Pelatihan dan Display Usaha Kecil Menengah telah dipilih. Sehingga tema ini merupakan pedoman dalam penyusunan Dokumen Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP). Berikut adalah beberapa gambar bangunan dan kawasan yang direncanakan akan dibangun dalam Tahapan Pelaksanaan Fisik (BLM III) :


Tampak Depan




Tampak Samping





Halaman Kawasan




Parkir Kawasan





Taman

Senin, 22 November 2010

Hasil Survey dan Pengukuran Lokasi Prioritas


Setelah diadakan rangkaian kegiatan PLP-BK, maka TIPP beserta TAPP dan tim PLP-BK telah sepakat menentukan kawasan prioritas yang telah melalui kesepakatan bersama baik dengan masyarakat kelurahan Ngroto maupun dengan Tim Teknis Kabupaten Blora. Kawasan Prioritas ini juga telah melalui uji publik tingkat kelurahan. Dengan uji publik diharapkan ada masukan maupun tanggapan dari masyarakat agar bila ada kekurangan segera diadakan revisi.

TIPP, TAPP, stakeholder terkait, dan tim PLP-BK pada hari sabtu tanggal 13 November 2010 telah melakukan survey untuk mengadakan pengukuran lokasi terpilih.

Berikut hasil yang sudah dicapai oleh PLP-BK untuk kawasan prioritas dan gambar ukuran hasil survey yang telah dilakukan :

1. Pembuatan Gapura Pintu Masuk Kelurahan Ngroto

Gapura ini merupakan perlambang produk dan hasil home industry dari Kelurahan Ngroto yang telah mencapai pangsa pasar di berbagai daerah. Gapura yang ada saat ini masih sangat sederhana dan jika dilihat sepintas tidak tampak adanya pintu batas masuk ke kelurahan Ngroto.




2. Pembuatan Tugu Putar Pertigaan

Pertigaan antara Jalan Giati dengan Jalan Gagakan merupakan ruas lalu lintas yang sering menimbulkan kecelakaan. Biasanya pengemudi yang dari arah Karangboyo menuju Jalan Gianti melaju dengan kencang, padahal dari arah Jalan Gagakan juga ada pengemudi yang akan masuk ke arah Jalan Gianti. Dengan pembuatan Tugu Putar diharapkan mengurangi resiko kecelakaan yang terjadi di pertigaan.



3. Pembuatan Pusat Pelatihan dan Display Home Industry

Masyarakat Ngroto sangat membutuhkan tempat untuk pelatihan, terutama tempat untuk pelatihan home industry. Tempat pelatihan ini juga akan digunakan sebagai pusat segala aktivitas kerajinan maupun produk kuliner makanan ringan. Selain itu Pusat Pelatihan ini juga memiliki fungsi sebagai ruang publik untuk mengadakan berbagai pertemuan, acara-acara yang berkaitan dengan kegiatan BKM dan Kelurahan, dan pemasaran hasil home industry di Kelurahan Ngroto.




> Pembuatan Tempat Relokasi Kios

Kios ini sebelumnya berada di depan Balai Kelurahan yang tentu saja sangat mengganggu pemandangan dari depan balai kelurahan. Dengan adanya pembuatan Pusat Pelatihan dan Display Home Industry, maka secara otomatis semua kios yang ada di depan Balai Kelurahan harus di relokasi. Mengingat kios ini merupakan mata pencaharian dari beberapa warga Ngroto, maka dicarikan lokasi relokasi yang juga strategis.

Kenapa harus Egg Roll Waloh..??


Oleh - oleh khas Cepu yang terkenal dengan nama Egg Rol Waloh ternyata diproduksi oleh Kelurahan Ngroto. Jika anda membeli di luar kelompok/ produsen asli yang berasal dari kelurahan ini, maka rasa dan kualitasnya akan berbeda.
Kuliner ini sejenis dengan "ledre", tetapi rasa, tahan lama, dan tidak mudah hancur adalah keunggulan Egg Roll buatan warga Ngroto. Kelompok penghasil jajanan ini telah membentuk wadah dengan nama Kelompok Wanita Tani (KWT) Ngudi Rahayu dengan ketua Ibu Sukilah dan anggota sebanyak 20 orang.
Jika anda berkunjung ke Cepu, maka jangan sampai lupa membawa oleh-oleh khas kota ini. Dan carilah produk Egg Roll Waloh asli buatan Kelurahan Ngroto, dengan harga Rp 12.500/dos (berat 1/4 Kg) dan Rp 22.500/dos (berat 1/2 Kg).
Untuk pemesanan dapat menghubungi Nana (CP.0856 4023 9803).
Silakan mencoba dan buktikan perbedaanya...

Minggu, 21 November 2010

Kawasan Prioritas Terpilih


Pada tanggal 12 November 2010 tepatnya jam 19.00 WIB bertempat di Balai Kelurahan Ngroto, yang dihadiri tokoh masyarakat, unsur TIPP, unsur BKM, Punggowo Noto Deso, Kelompok Wanita Tani (KWT), kelompok pengolahan Limbah kerajinan Kayu, kelompok pengolahan sampah rumah tangga, dan warga kelurahan Ngroto. Kegiatan tersebut dilakukan untuk menentukan kawasan proritas terpilih. Dari hasil penyusunan dokumen RPLP,di Kelurahan Ngroto terdapat 3 kawasan prioritas yang akan ditata, yaitu:
1. Gerbang (gate) sebagai identitas Kelurahan Ngroto
2. Pertigaan/ Tugu putar sebagai landmark dan juga node Kelurahan Ngroto
3. Pusat Pelatihan dan Display Kelurahan Ngroto yang mempunyai beberapa tujuan, yaitu: mengembangkan home industri untuk warga Ngroto sebagai generator perekonomian, sebagai tempat untuk menampilkan produk, mengatur dan mengelola manajemen organisasi beberapa home industri di kelurahan Ngroto, serta menata kawasan terpilih sebagai pusat aktivitas yang saat ini mengalami penurunan kualitas visual.

Dari ketiga kawasan prioritas tersebut, warga menentukan kriteria kawasan prioritas untuk memilih kawasan prioritas terpilih. Terdapat 4 (empat) kriteria, yaitu:
pertama Kawasan yang memiliki persoalan-persoalan pembangunan (fisik, sosial dan ekonomi) yang mendesak untuk ditangani (urgent).
kedua Kawasan yang memiliki potensi sumberdaya lokal yang lebih tinggi dibandingkan kawasan lainnya dan apabila potensi tersebut didayagunakan, diperkirakan dapat membangkitkan perkembangan atau menjadi triger (pemacu) perkembangan pembangunan fisik, sosial, ekonomi, Kelurahan Ngroto
ketiga Daya dukung masyarakat terhadap kawasan prioritas
keempat Daya dukung lahan kawasan prioritas.
Berdasarkan berbagai pertimbangan dan perdebatan yang alot dari peserta rembug, akhirnya dilakukan voting dalam penentuan kriteria kawasan prioritas dan hasil akhir dari voting tersebut maka terpilih tema ketiga, yaitu Pusat Pelatihan dan Display Kelurahan Ngroto, dengan tidak mengesampingkan penataan pilihan pertama dan kedua diharapkan ketiga prioritas tersebut tetap dilakukan.

Sabtu, 20 November 2010

Maket Kelurahan Ngroto


Gambar Maket Kelurahan Ngroto
Setelah melalui tahapan Pembahasan dan Konsultasi Publik dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP), maka pada saat ini sudah selesai penyusunan dokumen tersebut. Penyusunan maket Kelurahan Ngroto sebagai bagian kegiatan Perencanaan Lingkungan Makro telah selesai pada tanggal 6 November 2010. Sedangkan untuk tema terpilih untuk penyusunan Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) adalah Pembangunan Pusat Pelatihan dan Pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM).

Senin, 25 Oktober 2010

Penyelerasan Program PLP-BK dan Pemkab Blora


Dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman yang telah dihasilkan oleh warga kelurahan Ngroto yang disusun melalui Tim TIPP dengan dibantu oleh TAPP tidak akan berguna jika tidak diimplementasikan. Dalam pelaksanaannya nanti diperlukan suatu komitmen bersama baik dari pihak masyarakat Kelurahan Ngroto sebagai subyek dan obyek pembangunan dengan pihak lainnya yang terkait, yaitu pemerintah dan swasta.
Untuk membuka jalan kerjasama dan membentuk suatu komitmen maka TIPP Kelurahan Ngroto menggelar kegiatan Konsultasi RPLP dan sekaligus juga dirangkai dengan FGD Review Kebijakan. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Aula Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Kabupaten Blora pada tanggal 21 Oktober 2010, yang dihadiri oleh :
1. Tim Teknis PLP-BK
2. TIPP dan BKM Kelurahan Ngroto
3. Lurah dan perangkat kelurahan
4. Pewakilan Punggawa ND (relawan) dan Pokja
5. Tim PLP-BK (Askot UP dan SF)
Konsultasi yang dimaksud dalam hal ini adalah untuk menilai segi kelayakan dokumen tata ruang (RPLP) yang telah dibuat dengan menerima masukan dari 14 anggota Tim Teknis PLP-BK yang mewakili 10 dinas/instansi yang ada di Kabupaten Blora. Berdsarkan pada pandangan dari segi teknis, RPLP sudah baik dan mampu mengakomodasi kebutuhan serta permasalahan yang ada di Kelurahan Ngroto. Salah satu yang menjadi kajian dan belum disempurnakan dalam penyusunan RPLP adalah pada pembuatan album peta yang memuat rencana pembangunan Kelurahan Ngroto. Maklum saja karena belum keseluruhan peta rencana disusun mengingat rentang waktu yang sangat singkat dalam penyusunan. Meskipun begitu, skenario pembangunan dan rencana sudah bisa disusun dengan baik dan berdasarkan pada pedoman atau standar yang telah ditetapkan.
Melalui kegiatan tersebut juga dilaksanakan FGD yang membahas kebijakan yang terkait dengan RPLP, baik dari segi perencanaan maupun dalam implementasi/ konstruksi nantinya. Dari hasil FGD ini dihasilkan beberapa kerjasama yang bisa dilaksanakan dengan beberapa dinas, antara lain :
> Rehab rumah kumuh dari Dinas Tata Ruang dan Permukiman
> Pembangunan jalan lingkungan/ kelurahan melalui Dinas Pekerjaan Umum
> Pelatihan dan pemberian alat bagi UKM dari Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
> Program Pengelolaan Sampah dari Badan Lingkungan Hidup, Provinsi Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil diskusi dengan beberapa anggota Tim Teknis, yaitu: Bp. Riyadi (Satker PIP), Bp. Didik Esti (Dinas Tata Ruang), dan Bp. Catur (BPMD) memberikan komitmen yang besar pada tahapan pemasaran nantinya. Hal ini dikarenakan pada tahapan ini akan menentukan keberhasilan Program PLP-BK untuk bisa dilaksanakan atau tidak.
Semoga saja dari kegiatan ini akan menjadi awal sukses bagi terlaksanannya tahapan selanjutnya, yaitu: Tahapan Pemasaran.

Jumat, 15 Oktober 2010

Skenario Pembangunan Ngroto


Rembug Pembahasan Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) tanggal 12 Oktober 2010, maka disepakati skenario pembangunan Kelurahan Ngroto. Masalah penataan permukiman merupakan bagian kota yang menjadi ruang utama bagi aktivitas kegiatan manusia/masyarakat menjadi permasalahan yang tidak hanya menyangkut satu pihak (user) saja tetapi juga menjadi permasalahan pemerintah daerah. Beberapa masalah dominan yang muncul bagi perkembangan dan perencanaan permukiman adalah semakin memudarnya karakter permukiman dan menurunnya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan penggunanya. Permasalahan lainnya adalah kurang berfungsinya area-area yang sebenarnya sangat mendukung perkembangan tingkat ekonomi masyarakatnya seperti area perdagangan dan area pusat pertumbuhan kawasan. Hal ini tentunya tidak hanya menyangkut kepentingan pengguna tetapi juga terkait dengan kepentingan orang-orang yang juga ingin terlibat untuk mengembangkan wilayah dan juga pemerintah daerah dalam upaya pengelolaan dan pengendalian ruang.
Pada kasus Kelurahan Ngroto, selain mempertahankan pola permukiman yang tumbuh dengan organik yang menjadi ciri khas dari perkembangan kawasan dan perkembangan fisik kawasan permukiman yang mempertahankan nilai-nilai khas kawasan tradisional, banyak potensi yang perlu dipertimbangkan dalam penataan kawasan permukiman tersebut. Pola kebiasaan (budaya) masa lalu yang mengandung nilai-nilai luhur dan (pernah) ada di masyarakat kelurahan Ngroto menjadi sebuah nilai dan karakter yang harus dipertahankan atau bahkan perlu untuk dikembalikan. Hal itu termasuk juga dalam pola kebiasaan masyarakat yang mendukung aktivitas/kegiatan. Potensi-potensi yang telah ada perlu untuk dikembangkan dan penataan yang dilakukan juga diharapkan bisa mendukung ke arah ekonomi dan peningkatan kualitas lingkungan dan masyarakatnya.
Upaya-upaya riil perlu dilakukan dalam rangka penataan kawasan permukiman untuk mengembangkan kawasan dan mengatasi permasalahan kawasan. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah bagaimana merumuskan suatu pendekatan terpadu yang mempertemukan pendekatan-pendekatan top-down dan bottom-up dengan fokus pengembangan kawasan sebagai area permukiman sebagai kawasan dengan kualitas lingkungan yang baik dan mendukung perkembangan kegiatan ekonomi masyarakat dengan mempertimbangkan potensi-potensi yang ada.

Skenario Pengembangan Kelurahan Ngroto :
I.Skenario Penataan Permukiman
Penataan permukiman pada kelurahan Ngroto menjadi faktor penting dalam penataan kawasan tersebut dikarenakan dapat berdampak luas terhadap kualitas hidup warga kelurahan Ngroto. Konsep penataan permukiman dan lingkungan meliputi beberapa aspek yaitu :
a.Pemanfaatan ruang pada kelurahan Ngroto, yang meliputi :
• Pengaturan dan pengelolaan sampah rumah tangga sehingga dapat di kelola dengan baik dan bisa menjadi nilai tambah bagi masyarakat.
• Pengelolaan pekarangan pribadi penduduk sehingga dapat menjadi lahan yang produktif
• Pengaturan terhadap kandang yang berada disekitar /didalam permukiman sehingga tidak mempengaruhi kualitas kawasan baik visual maupun limbah yang ditimbulkan.
b.KDB dan KLB, yang meliputi garis batas sepadan bangunan dan ketinggian bangunan sehingga kawasan yang akan terbangun mempunyai acuan dasar guna menempatkan bangunan pada sebuah lahan dalam kawasan.
c.Persyaratan Arsitektur, yang meliputi langgam arsitektur dan ketinggian pagar sehingga kawasan permukiman dapat mempertahankan karakter khas kawasan dan mempunyai ciri khas tersendiri baik ornament maupun pola yang sudah menjadi bagian masyarakat.
Dalam pengelolan dan pengaturan disetiap kawasan perencanaan, aspek kelokalan yang sudah ada menjadi hal utama dalam pertimbangan perancanaan hal ini disebabkan agar tetap terjaganya kulitas dan karakter masyarakat setempat. Hal ini diharapkan dapat menarik masyarakat untuk berpartisipasi dalam menjaga dan merencanakan kawasan permukiman dan lingkungan mereka sendiri.

II.Skenario Penataan Lingkungan kawasan
Penataan pada koridor kawasan menjadi point utama dalam skenario pengembangan kelurahan ngroto, begitu juga dengan penataan Gate sebagai gerbang masuk dan keluar dari kelurahan Ngroto, akan memberi kejelasan mengenai identitas kawasan dan orientasi. Penataan terhadap gate nantinya dilakukan dengan tujuan menciptakan kognisi dan pembentukan karakter visual kawasan. Gate utama terletak sebagai pintu gerbang dan pintu keluar kawasan.

III.Skenario Perbaikan infrastruktur Jalan dan Drainase
Perbaikan terhadap bagian-bagian jalan :
a.Daerah Manfaat Jalan (DAMAJA)
- Ditetapkan oleh pembina jalan dan daerah manfaat jalan (damaja) diperuntukkan bagi :
• Median
• Perkerasan Jalan
• Jalur Pemisah
• Bahu Jalan
• Saluran Tepi Jalan
• Trotoar/Pedesterian
• Talud
• Ambang Pengaman
• Timbunan dan Galian
• Gorong-Gorong
• Perlengkapan Jalan
• Bangunan Pelengkap
b.Badan Jalan
• Diperuntukkan bagi arus lalu-lintas dan pengaman konstruksi jalan
• Lebar, tinggi dan kedalaman ruang bebas ditentukan oleh pembina jalan
• Tinggi ruang bebas jalan arteri dan jalan kolektor minimal 5 meter dengan kedalaman lebih dari 1,5 meter
c.Saluran Tepi/Drainase Jalan
- Untuk penampungan dan penyaluran air, agar jalan bebas dari pengaruh air

IV.Skenario Perbaikan Infrastruktur Jaringan Air Bersih
Penyediaan sumber air bersih untuk saat ini pada kelurahan Ngroto menggunakan sumur, berupa:
• Mata Air
• Air permukaan (Sungai)
• Air tanah dari sumur gali dan sumur pompa.
Untuk memenuhi kebutuhan air bersih maka di perlukan peningkatan pengadaan air besih. Tujuan perencanaan air bersih adalah untuk meminimalisir pengambilan air dangkal oleh masyarkat agar keseimbangan terjaga. Hal ini diperlukan kinerja PDAM yang memadai, untuk tahun 2012 standar kebutuhan air bersih adalah 75/o/h dan asumsi tingkat pelayanan adalah 75% adalah 24 lt/s.
Untuk memenuhi hal tersebut, maka:
- Meningkatkan cadangan volume air bersih melalui sumur-sumur resapan, sumur resapan untuk menyimpan air kedalam tanah yang berasal dari air hujan dengan curah hujan 1000mm/th, dengan dimensi resapan 1m dan kedalaman 2 m , jumlah yang dibutuhkan th 2014 :
> Perumahan dengan kavling kecil 329 buah
> Perumahan dengan kavling sedang 24 buah
> Perumahan dengan kavling besar 15 buah
- Pengendalian kedalaman sumur pompa pada wilayah tertentu guna pengendalian sumber air bersih.
- Pengendalian lingkungan sekitar sumber air dari pencemaran dengan ditetapkan sebagai area konservasi.
- Untuk meningkatkan jumlah air tanah maka disetiap rumah/lingkungan di buat lubang peresapan biofori. Setiap lahan 100 m2 jumlah ideal LRB (Lubang Resapan Biofori) yang dibuat sebanyak 30 titik dengan jarak antar lubang 0,5 – 1 m.

V. Skenario Pengelolaan sampah

Rencana Strategi Sistem Sampah terpadu :
a.Memilih sampah organik dan anorganik yang ditempatkan pada wadah yang berbeda.
b.Melakukan komposisasi dalam skala lingkungan, Hal ini untuk meningkatkan peran masyarakat dalam pengeloaan sampah dan dapat meningkatkan pendapatan dengan penjualan kompos atau minimal dapat dimanfaatkan untuk pemupukan tanaman pribadi.
c.Memilah sampah anorganik sesuai dengan jenisnya, misalnya plastik, kaca, besi untuk kemudian dapat dimanfaatkan dan diolah sebagai barang daur ulang yang memiliki nilai ekonomis. Pelaksanaan pengelolaan sampah non-organik ini dapat dikelola oleh ibu-ibu setempat.

Senin, 04 Oktober 2010

Debat Pembahasan Aturan Bersama


Kegiatan penyusunan Aturan Bersama (AB) dilakukan bersamaan dengan penyusunan dokumen RPLP, karena keduanya berkaitan erat. Aturan Bersama merupakan dokumen yang dibuat oleh warga yang berguna sebagai alat pengendali, pemanfaatan, dan pengawasan program yang ada di Program PLP – BK. Penyusunan AB dimulai sejak tanggal 20 September dan dibahas bersama masyarakat pada tanggal 28 September 2010 dengan jumlah peserta sebanyak 45 orang.

Beberapa hal yang terdapat dalam Dokumen Aturan Bersama antara lain :
> Tata Guna Lahan
> Penentuan KDB, KLB, dan GSB
> Garis sempadan sungai dan saluran irigasi
> Pemanfaatan daerah sempadan sungai dan jalan
> Penomoran bangunan/ rumah
> Penamaan jalan
> Pengelolaan ruang terbuka
> Pengawasan dan pengendalian kawasan
> Hak, kewajiban, dan peran serta masyarakat
> Sanksi administrasi.

Bagian yang membuat heboh adalah pada saat penamaan jalan di wilayah Kelurahan Ngroto. Kebijakan penamaan jalan dilakukan berdasarkan kesepakatan bersama antara TIPP, perangkat kelurahan, BKM, dan warga. Nama jalan utama yang sudah ada seperti Jalan Karang dan Gianti tetap dipertahankan karena termasuk jalan lokal primer yang status jalan sudah masuk dalam data Dinas PU Kabupaten Blora. Penamaan jalan dilakukan pada jalan atau gang yang belum mempunyai nama. Beberapa nama jalan yang telah disepekati antara lain :
> Lingkungan wilayah RW I : Jalan Klubuk, Gang Makam, dan Gang Pencolan
> Lingkungan wilayah RW II : Jalan Kyai Komari, Jalan Puskesmas, Jalan Magersaren, Jalan Boong, dan Jalan Kabejan.
> Lingkungan wilayah RW III : Jalan Sumber, Jalan Punokawan, Gang Flamboyan, dan Gang Pertapan.
Selain nama jalan, juga disepakati beberapa hal antara lain :
> Penerangan jalan di masing-masing RT/RW perlu diperbaiki dengan dana swadaya
> Poskamling di wilayah masing-masing wilayah RW
> Pengadaan jalur hijau di sepanjang jalan utama desa dengan memanfaatkan tanaman lokal
> Pemanfaatan sempadan sungai hanya untuk lahan konservasi
> Pengelolaan sampah yang lebih baik, karena selama ini masih dengan cara tradisional. Khusus tentang pengelolaan sampah di Kelurahan Ngroto akan ditindaklanjuti dengan Program Pengelolaan Sampah yang merupakan kerjsama (chanelling) dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jateng tahun ini.

Diharapkan melalui pembahasan Aturan Bersama ini, program dan kegiatan yang dihasilkan dari penyusunan Dokumen RPLP mendapat komitmen bersama dan dapat dilaksanakan oleh pihak terkait.

Rabu, 22 September 2010

Visi Misi Kelurahan Ngroto


Penjaringan Visi Misi merupakan tahapan yang bertujuan untuk menentukan arah pembangunan Kelurahan Ngroto yang dilaksanakan melalui Program PLP - BK. Penjaringan visi misi berlangsung antara tanggal 24 - 31 Agustus 2010 dengan beberapa kegiatan, yaitu: penjaringan visi misi tingkat basis (RT/RW), pelaksanaan lomba-lomba, dan rembug penyepakatan visi misi tingkat kelurahan.
Pelaksanaan visi misi tingkat basis dilaksanakan bersamaan dengan pemetaan swadaya yang akan mempermudah dalam pelaksanaan karena kedua kegiatan saling berkaitan. Pelaksanaan lomba menggambar dan mengarang dengan tema visi misi diikuti oleh sekitar 124 anak TK sampai dengan SMP. Sedangkan rembug penyepakatan Visi Misi Tingkat Kelurahan dilaksanakan pada tanggal 31 Agustus 2010 dengan jumlah peserta 64 orang. Pada rembug ini berlangsung alot karena masing - masing RW ingin agar visi yang diusulkan mereka dapat diterima. Setelah hampir 2 jam berlangsung rembug yang dilandasi rasa kekeluargaan dan musyawarah, maka dihasilkan visi yang dapat diterima oleh seluruh peserta rembug.

Visi Kelurahan Ngroto yang telah dirumuskan pada dasarnya adalah pandangan ideal masa depan yang ingin diwujudkan pada Kelurahan Ngroto, perwujudan dari visi Kelurahan Ngroto merupakan visi bersama yang mampu menarik, menggerakkan Warga Ngroto dan perangkat pemerintah untuk komitmen terhadap visi tersebut, serta konsisten, antisipatif, inovatif, serta produktif. Karena itu, perumusan pernyataan visi diambil secara musyawarah dengan pertimbangan kondisi Kelurahan Ngroto yang saat ini perlu adanya pembenahan di berbagai sektor pembangunan. Visi ini juga perlu secara intensif dikomunikasikan kepada segenap warga Kelurahan Ngroto sehingga semuanya merasa memiliki visi tersebut.

Dasar penyusunan visi misi adalah dari hasil pemetaan swadaya yang telah dilakukan Tim Pemetaan Swadaya beserta BKM, TIPP, dan Punggowo Noto Deso (relawan) pada bulan Juli hingga Agustus 2010. Visi kelurahan ini sebagai arahan serta mendorong masyarakat maupun perangkat Kelurahan Ngroto untuk menunjukan kinerja yang baik, sehingga tujuan yang akan dicapai sesuai dengan visi misi Kelurahan Ngroto. Visi ini dapat menimbulkan inspirasi warga Kelurahan Ngroto serta perangkat pemerintah dan siap menghadapi tantangan yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Dari hasil rembug penyepakatan Visi Misi, maka :
VISI Kelurahan Ngroto :
Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Kelurahan Ngroto melalui pembangunan berbasis potensi lokal, peningkatan sumberdaya manusia dan berwawasan lingkungan, serta kearifan lokal.

MISI Kelurahan Ngroto :
1. Meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat dengan potensi lokal yaitu home industri / produk unggulan yaitu egg roll walloh dan kerajinan limbah kayu
2. Meningkatkan Infrastruktur Prasarana dan sarana Lingkungan Wilayah
3. Meningkatkan Sumber daya manusia (SDM) melalui peningkatan sarana pendidikan
4. Meningkatkan permodalan investasi melalui chanelling dengan pemerintah maupun swasta
5. Pembangunan Kelurahan Ngroto yang memperhatikan keseimbangan kebutuhan masyarakat dan kelestarian lingkungan
6. Pembangunan Kelurahan Ngroto yang memperhatikan aspek adat – istiadat dan budaya setempat.

Setelah ditentukan Visi dan Misi Kelurahan Ngroto, maka diharapkan arah pembangunan melalui penyusunan dokumen Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) dan Aturan Bersama (AB) sesuai dengan kebutuhan masyarakat Kelurahan Ngroto.

Senin, 30 Agustus 2010

Ayo...Survei Deso....!!!!


Pemetaan Swadaya (PS) adalah suatu pendekatan partisipatif yang dilakukan masyarakat untuk menilai serta merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi dan potensi yang dimiliki sehingga hasil dari identifikasi masalah dan potensi, data-data eksisting dapat menjadi acuan dalam merancang penataan lingkungan permukiman. Pengertian swadaya dalam hal ini yaitu semua penggalian informasi, analisa dan rumusan masalah dilakukan oleh masyarakat. Dalam hal ini fasilitator merupakan “orang luar” hanya mefasilitasi proses bahkan jika memungkinkan fasilitasi juga dilakukan relawan yang merupakan unsurnya masyarakat, dengan kata lain keterlibatan orang luar diharapkan sekecil mungkin.
Pelaksana dari pemetaan swadaya ini yaitu Tim Pemetaan Swadaya, TIPP, dan dibantu oleh tim pendamping. Pada kelurahan Ngroto ini Tim Pemetaan Swadaya terdiri dari pokja-pokja yang sudah terbentuk antara lain pokja : Pokja Tata Ruang, Pokja Prasarana Lingkungan, Pokja Pelayanan Publik, Pokja Potensi Desa, dan Pokja Kemasyarakatan yang terdiri dari 31 orang. Tim PS akan dilatih untuk memperkuat pemahaman tentang pemetaan swadaya oleh TAPP dan Fasilitator. Pemetaan Swadaya akan difasilitasi oleh BKM dan didampingi oleh Fasilitator PLP-BK.

Tujuan dilakukannya Pemetaan Swadaya yaitu :
a.Masyarakat berpartisipasi dalam mengukur, menelaah, dan menuangkan kondisi eksisting lingkungan mereka ke dalam gambar yang disertai catatan-catatan penting untuk dapat di analisa.
b.Hasil dari pemetaan swadaya ini digunakan oleh Tim TIPP dan TAPP dalam merumuskan program-program selanjutnya, yaitu aturan bersama (AB), dokumen RPLP, dan RTPLP.
c.Meningkatkan kepedulian dan kerelawanan atas kesadaran kritis terhadap kondisi riil di wilayahnya.
d.Meningkatkan peran masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan yang berdasarkan partisipasi masyarakat.

Adapun kegiatan Pemetaan Swadaya Kelurahan Ngroto yang sudah berlangsung adalah :
1.Persiapan Pemetaan Swadaya di tingkat Kelurahan Ngroto
> Pembentukan Tim Pemetaan Swadaya
Pada pembentukan Tim Pemetaan Swadaya ini dilakukan pada hari selasa tanggal 08 juli 2010 bertempat di kediamaan Bapak Akim (Koordinator BKM). Menghasilkan pengelompokan 5 kelompok kerja yaitu Pokja Tata Ruang, Pokja Prasarana Lingkungan, Pokja Potensi Desa, Pokja Kemasyarakatan dan Pokja Pelayanan Publik.
> Pembuatan Peta Rona Awal
Langkah berikut adalah Pembuatan Peta Rona Awal dan batas administratif lingkup RT, untuk mengetahui kondisi wilayah kelurahan Ngroto sebagai petunjuk dalam pelaksanaan pemetaan swadaya.
2.Pelatihan Tim Pemetaan Swadaya
Pelatihan Tim Pemetaan Swadaya dilakukan pada tanggal 27 Juli 2010 bertempat di Balai Kelurahan Ngroto dihadiri oleh 31 orang pokja beserta anggota TIPP, BKM dan TAPP. Pada pelatihan ini Tim PS di jelaskan mengenai tata cara pengisian tabel – tabel sesuai bidang pokja dan penjelasan instrumennya, serta penyepakatan nomor kapling yang ada di wilayah per RT.
3.Pelaksanaan Pemetaan Swadaya
Pelaksanaan Pemetaan Swadaya dimulai pada tanggal 29 Juli 2010 s/d 4 agustus 2010 dimulai pukul 15.00 s/d selesai. Pada pelaksanaan pemetaan swadaya kelurahan Ngroto diawali dengan pemetaan swadaya pada RT 04 RW 02 sebagai percobaan awal (trial) pemetaan swadaya kemudian dilanjutkan pada 18 RT lainnya. Kegiatan selanjutnya pada tanggal 18 – 21 agustus 2010 pembagian kertas panel A2 untuk diadakan lomba pembuatan peta wilayah tingkat RT disertai potensi dan kendala pada setiap pokja.
4.Analisis Hasil Pemetaan Swadaya (Tim TIPP dan TAPP)
Analisis hasil Pemetaan Swadaya dilaksanakan tanggal 25 Agustus 2010 di kantor TIPP dihadiri anggota TIPP dan TAPP untuk membahas dan merumuskan hasil dari pemetaan swadaya, merekap data-data tata ruang, prasarana lingkungan, potensi desa, pelayanan publik dan kemasyarakatan, serta penyusunan acara lokakarya beserta media presentasi yang dibutuhkan.
5.Lokakarya Hasil Pemetaan Swadaya
Lokakarya hasil PS dilaksanakan pada tanggal 28 agustus 2010, dimulai pada pukul 13.00 dengan diadakan lomba Pemetaan swadaya pembuatan panel A2 dilengkapi peta wilayah pada tingkat RT, disertai paparan dari tiap RT mengenai kondisi wilayahnya dan paparan dari TIPP dan TAPP.
Pada acara lokakarya ini juga diadakan bazar dengan menyediakan stand sesuai dengan jumlah RT yaitu 19 RT, dalam menyemarakan acara lokakarya ini sesuai dengan suasana bulan ramadhan acara Lokakarya ini dimeriahkan dengan organ nuansa islami.

Kamis, 05 Agustus 2010

Silakan pasang iklan di blog ini..
Kontak kami di email araya_st@yahoo.co.id...ato tinggalkan pesan di kotak saran yang tersedia di blog ini.

Senin, 02 Agustus 2010

Studi Banding BKM : "Ngroto akan lebih baik dari Pringapus..."


Minggu 1 Agustus 2010 BKM “Makmur Sejahtera”, Kelurahan Ngroto mengadakan studi banding ke BKM “Sedya Mulya” Kelurahan Pringapus – Semarang. Inti kegiatan ini adalah BKM Makmur Sejahtera, Kelurahan Ngroto akan diberikan informasi dan paparan mengenai proses kegiatan selama Tahapan Perencanaan Partisipatif Program PLP-BK di Kelurahan Pringapus.
Studi banding ini dihadiri oleh Camat Cepu Bp. Purwadi, Bp. Budi Santosa selaku Lurah Ngroto, Satker PIP/ Koordinator Tim Teknis PLP-BK Kabupaten Blora Bp. Riyadi Atmodipoero – dan beberapa anggota perwakilan dari Tim Teknis, serta Bp. Akim selaku Koordinator BKM Makmur Sejahtera dan semua anggotanya, anggota TIPP, TAPP, Askot, SF, dan beberapa perwakilan dari Pokja-Pokja. Rombongan berangkat dari Kelurahan Ngroto pukul 04.00 sesampainya di Semarang menuju Masjid Agung Jawa Tengah untuk persiapan dan makan pagi. Pukul 10.30 diterima oleh Koordinator BKM Bp. Siswo beserta anggota BKM dan didampingi oleh TAP (Tenaga Ahli Pemasaran) DR. Asnawi dan Askot Kabupaten Semarang yang bertempat di Kantor BKM Sedya Mulya Kelurahan Pringapus.
Acara dimulai dengan perkenalan antar BKM dilanjutkan dengan pemaparan kondisi lingkungan BKM Sedya Mulya serta tanya jawab oleh peserta dari BKM Makmur Sejahtera. BKM Sedya Mulya merupakan BKM percontohan yang merupakan salah satu dari 18 lokasi Pilot ND di Indonesia dan saat ini BKM Sedya Mulya pada tahap Kegiatan Pemasaran. Disela-sela sambutannya, Bp. Siswo sempat memberikan pujian bahwa pelaksanaan Program PLP-BK Kelurahan Ngroto akan lebih baik dari Pringapus. Hal ini dengan melihat kebersamaan dan antusias warga yang diwakili oleh rombongan studi banding, serta progess kegiatan. Sedangkan Koordinator Tim Teknis Blora dalam kesempatan sambutannya membeberkan rencana pengembangan wilayah Kecamatan Cepu dan Kelurahan Ngroto terkait dengan keberadaan Blok Cepu (penambangan minyak bumi). Jadi dengan keberadaan Program PLP-BK sangatlah tepat untuk mengatasi perkembangan wilayah Kelurahan Ngroto yang wilayahnya berdekatan dengan lokasi pengolahan minyak mentah. Sedangkan Koodinator BKM Makmur Sejahtera pada kesempatannya memperkenalkan anggota BKM/UP-UP, TIPP, dan perwakilan dari Kelurahan Ngroto lainnya serta perkembangan kegiatan Program PLP-BK yang sedang berlangsung.
Acara selanjutnya adalah tinjauan lapangan menuju lokasi kawasan prioritas terbangun dari kegiatan PLP-BK di Kelurahan Pringapus. Peserta melihat dan diberikan penjelasan mengenai kondisi pembangunan yang sedang berlansung, yaitu pengelolaan ruang terbuka di pinggiran sungai. Setelah selesai kegiatan di BKM Sedya Mulya, perjalanan dilanjutkan menuju Pasar Bandungan dengan tujuan untuk para peserta dapat bersantai setelah perjalanan jauh. Pada pukul 18.00 rombongan meninggalkan Kota Semarang untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Kelurahan Ngroto.