Senin, 21 Februari 2011

Konsep Pengembangan Klaster Usaha Kelurahan Ngroto

Kawasan terpilih yang sudah disepakati di lokasi PLP-BK membutuhkan konsep pengembangan wilayah yang akan menjadi 'motor penggerak" aktivitas warga. Dengan konsep tersebut, bangunan fisik yang akan terbangun tidak hanya menjadi bangunan yang bersifat simbolis yang sepi akan aktivitas. Tidak hanya menjadi bangunan sebagai penanda keberadaan Program PLP-BK, tidak hanya menjadi bangunan mati maupun hanya pelengkap keindahan di Kelurahan Ngroto. Tetapi yang lebih utama adalah dapat menjadi penggerak aktivitas perekonomian yang pada tujuan akhirnya adalah mampu meningkatkan kesejahteraan warga sekaligus dalam menanggulangi kemiskinan. Oleh karena itu telah disepakati bersama bahwa pada Kawasan Terpilih dengan tema pembangunan adalah Pusat Kegiatan, Pelatihan, dan Pemasaran Usaha Kecil Menengah (UKM) mengambil konsep Pengembangan Ekonomi Lokal (PEL) dengan menerapkan Klaster UKM yang ada di wilayah Kelurahan Ngroto.

Konsep klaster
usaha dibagi menjadi tiga, yaitu definisi mengenai klaster usaha, Konsep klaster dinamis dan kegiatan yang berlangsung di dalam klaster usaha. Definisi klaster usaha yaitu dalam konteks yang lebih umum pengertian klaster usaha dikenal dengan definisi suatu bentuk aglomerasi (pengelompokkan) usaha. Dari pembahasan teori lokasi disebutkan pembentukan aglomerasi usaha ini berdasarkan adanya keunggulan banding (comparative advantage) suatu lokasi terhadap lokasi yang lainnya. Dimana hal ini ditunjukkan adanya kekhasan suatu produk atau kualitas produk yang lebih baik dari suatu lokasi yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya. Pada kelurahan Ngroto terdapat 3 kelompok perajin usaha lokal yaitu eggroll walloh, kerajinan limbah kayu dan kerajinan limbah sampah.

Konsep klaster dinamis Pada perkembangan selanjutnya spesifikasi usaha akan mendorong adanya spesialisasi usaha dan produk, dengan ditandai adanya perbaikan kualitas produk, maupun pengembangan produk-produk turunan (derivative products) karena adanya peningkatan kapasitas penguasaan teknologi pengolahan produk. Adanya beberapa wilayah yang memiliki spesialisasi produksi yang sama lalu mendorong masing-masing klaster untuk mengembangkan keunggulan kompetisi (competitiveness advantage), Dalam pembahasan-pembahasan pengembangan klaster dinamis ini, diamond model dari Michael Porter banyak dijadikan sebagai basis pemahaman. Model Porter menggambarkan bahwa ada empat faktor utama yang saling berkaitan dalam klaster yang menentukan daya saing usaha yaitu:
> Kondisi faktor produksi internal, yaitu faktor yang terkait dengan input dan infrastruktur usaha antara lain sumber daya manusia, kapital usaha, ketersediaan infrastruktur fisik dan administrasi, dukungan informasi, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan sumber daya alam
> Kondisi demand
> Sistem usaha pendukung dan usaha yang terkait
> Strategi dan struktur usaha, dan persaingan
Fungsi inti usaha terdiri dari input, proses, output hingga ke pemasaran.

Input

a.
Bahan baku dan Bahan Penunjang

Dalam meninjau bahan baku dan bahan penunjang, perlu dilihat dari kebutuhan dan ketersediaan, lokasi, harga, kualitas, penyedia serta perkembangan kebutuhan bahan baku
b. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi. Adapun pengertian tenaga kerja menurut Undang-undang no.25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan pada bab I pasal (1), yaitu “setiap orang laki-laki dan wanita yang sedang dalam atau akan melakukan pekerjaan, baik di dalam negeri maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.

c. Modal
Yang terdiri dari modal kerja dan modal investasi
d.
Teknologi
Proses produksi tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi. Hal tersebut berkaitan dengan bagaimana pengaruh setelah adanya penggunaan teknologi terhadap peningkatan kuantitas dan kualitas produk.
e. Permintaan Pasar
Besarnya permintaan pasar dapat dijadikan tolak ukur dalam keberhasilan produksi, namun hal tersebut hanya sebatas jika jumlah permintaan tersebut yang dapat dipenuhi. Namun ketika permintaan ataupun penawaran pasar tersebut tidak dapat dipenuhi, maka keberlanjutan produksi dapat terganggu. Dengan kata lain, keseimbangan antara permintaan dan penawaran harus diciptakan. Adapun ketidakseimbangan tersebut dipengaruhi oleh adanya kesulitan dalam akses bahan baku dan pemasaran. Sehingga pemasaran yang dilakukan secara bersama merupakan contoh tipikal tindakan kolektif guna memperlancar akses pemasaran, yang biasa dikenal dengan join marketing.
f. Research & Development
Program-program ini dilakukan guna pengembangan usaha. Hal tersebut dilihat bagaimana program-program yang sudah berjalan dapat dijadikan sebagai best practice sebagai upaya pengembangan dan sebagai unit perencanaan masa mendatang.
g. Perijinan Usaha
Ketentuan mengenai prosedur dan persyaratan pelayanan izin usaha industri, dicontohkan dalam Perda no.12 tahun 2002 Kabupaten Bantul. Namun, perijinan usaha yang ada dalam UKM selama ini mengalami kesulitan, sehingga diperlukan perbaikan sistem, seperti penetapan OSS (One Stop Service). Selan itu, sebagai contoh SENADA, selaku lembaga penunjang yang bekerjasama dengan Dinas Perijinan dan Penanaman Modal (DPPM) dan Forum Daerah UKM (FORDA UKM) Jawa Timur, telah melakukan fasilitasi perijinan usaha .

Memang dari hasil penerapan Konsep PEL di beberapa klaster di Indonesia sulit dilaksanakan, bahkan menemui kegagalan. Tetapi yang harus diperhatikan dalam pengembangan PEL harus dipenuhi lima hal, yaitu: terbentuknya klaster, pemasaran, ekspor barang, pemberdayaan, dan kemitraan. Kelima hal tersebut mutlak harus ada sebagai penjamin keberlangsungan pelaksanaan PEL, sehingga yang menjadi kajian nantinya apakah konsep tersebut mampu dijalankan oleh beberapa lokasi PLP-BK. Yang jelas pengembangan PEL di Kelurahan Ngroto menjadi satu gerakan yang disepakati dan dijalankan menjadi program bersama masyarakat yang dimulai oleh pemikiran dan pemahaman bersama untuk belajar bersama dalam menanggulangi kemiskinan. Semoga semua elemen yang terkait dalam program bersama ini mampu berperan sesuai tanggung jawabnya untuk mengemban amanah yang berat nan mulia ini
.

1 komentar:

Mercedes-Benz Mobil Mewah Terbaik Indonesia mengatakan...

semoga tidak hanya sebatas konsep, tapi benar2 bisa diaplikasikan